Sabtu, 12 Mei 2012

Yuk, Lihat Budidaya Buah Naga di Kediri
 
 Areal pembudidayaan buah naga hitam atau black dragon fruit di lereng Gunung Wilis, Kota Kediri, Jawa Timur.
KEDIRI - Beberapa waktu yang lalu buah Naga menjadi pembicaraan karena berbagai kandungan zat alami yang dimilikinya. Selain segar, buah yang berasal dari tumbuhan jenis kaktus ini sering digunakan sebagai asupan pendamping bagi penderita penyakit kanker, kolesterol, stroke serta demam berdarah.
Buah yang dikenal mempunyai kandungan zat antioksidan, betakarotin serta vitamin E ini terdiri dari beberapa macam jenisnya, ada jenis buah naga merah, kuning, putih serta hitam. Jenis yang terakhir atau yang biasa di sebut black dragon fruit ini yang kemudian sangat diminati oleh pelaku agribisnis.
Sebab, selain termasuk varian baru sehingga mampu mendongkrak harga jual, buah jenis ini mempunyai masa panen yang lebih cepat dan buah yang lebat pada tiap pohonnya. Buah naga varian daging hitam ternyata kali pertama dibudidayakan di Kota Kediri, Jawa Timur, tepatnya di lereng Gunung Wilis.
Adalah Mas Demang, orang pertama yang membudidayakannya sejak tahun 2000 silam. Ia berhasil "merekayasa" buah naga daging merah menjadi berwarna hitam dengan ramuan khususnya. "Saya menggunakan pupuk khusus yang terbuat dari kompos sehingga meningkatkan kadar betakarotin yang membuat daging buah berwarna merah mendekati hitam," ujar pemilik nama asli Ananta Pramudya Wardana Kusuma Ningrat ini saat ditemui Kompas.com, Jumat (4/5/2012).
Pria kelahiran Solo itu menuturkan, pembudidayaannya dimulai di Jalan Dr Saharjo gang Lawu nomor 100 Klothok, Lebak Tumpang, Campurejo, Kota Kediri di atas tanah seluas 1000 meter. Di lahan itu, ia benamkan sebanyak 2.000 batang pohon buah naga merah lalu dilakukan pemupukan khusus sehingga menjadi buah naga hitam.
"Hasilnya sungguh luar biasa, varian itu kini menjadi tersebar seantero nusantara," imbuh petani yang menamai kebunnya dengan Wana Natural Farm ini.
Pembudidayaannya terus berkembang seiring tinginya permintaan pasar. Sebuah lahan seluas 20 ha dengan jumlah pohon mencapai 60 ribu batang di desa Tunggul Selopanggung juga dibuka untuk mencukupi permintaan itu. "Saat ini permintaan dari Matahari Department Store Jawa Bali mencapai 60 ton per bulan," tandasnya.
Mas Demang bukan pengusaha yang pelit. Ia senantiasa membagi pengalamannya kepada siapa pun juga. Bahkan, ia membuka dengan lapang bagi siapa pun yang datang langsung ke kebunnya untuk melihat dan mempelajari budidaya buah naga.
Tidak hanya buah naga, lambat laun ia juga mengenalkan berbagai jenis tanaman lainnya dengan cara membuat hutan kecil di sekitar areal perkebunannya. Selain itu ia juga membangun fasilitas pelengkap lainnya seperti area berkemah serta rumah makan.
Dalam visinya, pria yang kini menjadi motivator serta narasumber di berbagai forum wirausaha itu adalah terbentuknya Agrowisata yang terintegral. "Banyak dinas-dinas mulai daerah hingga pusat yang study banding ke sini. Anak-anak mahasiswa seperti dari UGM, Makassar atau perguruan lainnya juga sering datang. Namun lebih sering lagi kunjungan dari anak-anak TK hingga SMA. Saya tidak memungut biaya," jelas pria yang menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi ini.
Atas prakarsanya itu, berbagai penghargaan telah ia raih, seperti The Leadership Award Tahun 2008, Satya Bhakti Tokoh, Pengusaha, Profesional, Pendidik Indonesia Tahun 2008 dan 2009, Indonesian Creative and Innovative Award Tahun 2008, Best Entrepreneur of the Year Tahun 2009, serta Indonesia Moslem Award tahun 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar