Jejak Terakhir di Ujung Karang
Pada kedalaman sekitar 7 meter di bawah permukaan laut yang dicapai dengan menyelam sambil menahan napas itu, hamparan karang mati tertutup sedimen tebal.
Karang Porites Sp, hewan laut anemon, dan spons laut adalah beberapa yang masih kelihatan hidup. Selebihnya adalah hamparan karang mati. Ikan-ikan indikator berseliweran mengais makanan di sela-sela karang mati.
Panjang hamparan karang itu 200 meter hingga 300 meter dari bibir pantai. Pada bagian ujungnya langsung membentuk dinding curam.
Tidak terlihat ikan-ikan yang punya nilai ekonomis bagi nelayan. Sementara ganggang atau tumbuhan tingkat rendah terdapat di sekitar 50 meter dari bibir pantai. Sampah domestik berupa bekas wadah plastik minuman dan makanan mengambang di permukaan air.
Sedimentasi tinggi yang menimbulkan kematian massal hamparan karang bisa terjadi karena banyak sebab. Di antaranya, pembangunan yang tidak berwawasan kelautan dan penggunaan racun untuk mencari ikan.
Padahal, hingga sekitar satu dekade lalu masih terdapat hamparan terumbu karang yang indah dan hidup di sini. Tak heran jika Teluk Buo dahulu menjadi salah satu destinasi wisata.
Namun, sejak beberapa tahun terakhir, kawasan itu menerima beban berat akibat pembangunan di bagian hulu. Pabrik pengolahan kayu lapis (kini tutup), pembangunan jalan, pengoperasian terminal transit bahan bakar minyak, dan pembangunan pembangkit listrik adalah beberapa di antaranya.
Kini tinggal sedikit jejak kehidupan yang masih terlihat di kawasan tersebut. Itu pun berada di ujung-ujung karang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar